Wednesday, January 1, 2014

Pergi ke Car Free Night Surabaya


Sudah lama tidak menulis blog.

Oh iya, saya mengucapkan selamat tahun baru 2014 buat teman-teman di manapun kalian berada. Semoga di tahun ini kita makin sukses di segala aspek dan tidak lupa kalau Pemilihan Umum - PEMILU akan segera datang. Jangan golput ya, gunakan hak suara kita untuk Indonesia yang lebih baik.

Oke, saya tidak membahas tentang pemilu. Kemarin, untuk pertama kalinya Pemerintah Kota Surabaya mengadakan kegiatan Car Free Night untuk menyambut pergantian tahun di beberapa ruas jalan di kota Surabaya yang diharapkan dapat menekan kegiatan konvoi di jalan raya yang dapat mengganggu ketertiban dan keselamatan masyarakat dan fasilitas umum. Ingat kegiatan malam tahun pergantian tahun 2012-2013? Kegiatan warga hanya dengan turun ke jalanan dan memadati jalur-jalur utama kota. Hingga suasana terasa sesak bahkan diwarnai dengan kebisingan suara knalpot modifikasi sepeda motor. Emisi suara dan gas di mana-mana.

Car Free Night diselenggarakan di beberapa ruas jalan protokol kota Surabaya, antara lain:
  • Jl Raya Darmo: Kawasan ini nanti ditutup dua arah, mulai pukul 16.00 WIB sejak Masjid Al Falah atau setelah Kebun Binatang Surabaya sampai dengan perempatan Jl. Dr. Soetomo. Diantara tampilan dan aktivitas yang digelar di kawasan ini bertema budaya.
  • Jl Panglima Sudirman: Kawasan ini ditutup mulai pukul 16.00 WIB sejak simpang empat Jl.Panglima Sudirman - Jl.Gubernur Suryo sampai dengan simpang tiga Jl. Panglima Sudirman - Jl. Sono Kembang. Diantara tampilan dan aktivitas yang digelar di kawasan ini adalah bertema komunitas. Diantaranya lomba cheerleader, tarian modern dance, tarian tradisional, streetball, wushu, breakdance dan costume play.
  • Jl Tunjungan: Kawasan ini ditutup mulai pukul 16.00 WIB sejak Siola sampai dengan Hotel Majapahit. Kawasan ini bertema youth.
Sebagai warga Surabaya, saya tidak melewatkan kesempatan ini karena tahun-tahun sebelumnya cuma di rumah saja mendengar suara gaduh mercon/petasan dan suara konvoi sepeda motor dari kejauhan. Saya memutuskan ke Car Free Night dengan berkendara mobil sambil mengangkut foldingbike di bagasi untuk jaga-jaga kalau malam itu turun hujan. Oh iya, Pemerintah Kota Surabaya juga menyediakan spot parkir untuk warganya yang datang ke Car Free Night, antara lain: 
  • Jl. Mojopahit sisi barat dan timur yang mampu menampung 60 roda empat dan 2700 roda dua. 
  • Jl. Tumapel, mampu menampung 50 roda empat dan 500 roda dua. 
  • Jl. Bintoro sisi timur, mampu menampung 50 roda empat, dan 700 roda dua. 
  • Jl. Bengawan sisi barat, mampu menampung 100 roda empat, dan 500 roda dua. 
  • Taman Bungkul, mampu menampung 200 roda empat, dan 500 roda dua. 
  • Sepanjang Jl. Cimanuk, menampung 50 roda empat, dan 200 roda dua. 
  • Jl. Ciliwung, mampu menampung 50 roda empat dan 300 roda dua. 
  • Jl. Progo, mampu menampung 30 roda empat dan 300 roda dua. 
  • Jl. Juwono mampu menampung 100 roda empat. 
  • Jl. Citarum mampu menampung 50 roda empat dan 500 roda dua. 
  • Jl. Porong mampu menampung 30 roda empat dan 100 roda dua. 
  • Jl. Darmo Kali, mampu menampung 100 roda empat.
Berangkat dari rumah terlalu malam mengakibatkan terjebak kemacetan dan susah dapat slot parkir di sekitar area Car Free Day. Namun saya melihat petugas kepolisian all-out mengatur lalu-lintas agar bisa mencair, walau saya sempat terjebak macet sekitar 30-45 menit karena pengendara lain yang tidak tertib dan saling serobot. Akhirnya, saya mendapatkan parkir di Jl Darmo Kali. Pasang kunci ganda, mengeluarkan foldingbike dan langsung ngacir ke Car Free Night di Jl Raya Darmo.

Di Car Free Night Jl Raya Darmo ini menurut saya biasa saja karena setiap hari Minggu pagi, kawasan ini dijadikan Car Free Day. Yang membedakan adalah waktu kegiatan dan tidak ada orang aerobic dan main sepak bola, hehe. Saya melihat warga sangat antusias. Di antaranya mereka bakar jagung bersama-sama. Konon, Pemerintah Kota Surabaya mengeluarkan sekitar 2.014 Kg jagung untuk kegiatan ini. Tak lupa ada stand makanan dan panggung hiburan. Saya tidak lama di daerah ini karena RidzkiWinton dan Nesty sudah menunggu saya hampir 60 menit.

Perjalanan kami lanjutkan dari Jl Raya Darmo menuju Jl Tunjungan via Jl Basuki Rahmat. Lalu-lintas lancar didominasi dengan sepeda angin dan beberapa kendaraan bermotor lewat dan pejalan kaki. Akhirnya bisa melihat pedestrian-path dimanfaatkan sepenuhnya oleh pejalan kaki karena biasanya kalau malam sepi. Sebelum ke Jl Tunjungan, kami mampir di Jl Gubernur Suryo melewati gedung negara Grahadi. Saya mengira akan diadakan pesta kembang api, ternyata Pemerintah Kota Surabaya tidak menyalakan kembang api karena mau berhemat. Di halaman Grahadi terdapat panggung cukup besar sedangkan di sisi Jl Gubernur Suryo depan Bank BNI ada layar tancap (bioskop outdoor) yang sedang memutarkan film. Melihat layar tancap ini jadi ingat ketika saya masih kecil menonton film layar tancap di gang kampung rumah bude di Jl Cipunegara. Di daerah ini juga tidak berlama-lama alias numpang lewat saja karena kami tidak mau ketinggalan moment pergantian tahun di Jl Tunjungan. Jadi, tempat Car Free Night di Jl Panglima Sudirman kami skip.

Kami melanjutkan perjalanan dari Jl Gubernur Suryo melewati Jl Yos Sudarso kemudian menyusuri Jl Ketabang Kali - Jl Genteng Besar dan sampailah di Jl Tunjungan. Di sini ada panggung besar di dekat Siola serta berjejeran stand makanan, pakaian, souvenir, komunitas anak muda, dan lain-lain. Kami tidak merapat ke panggung besar karena jumlah penonton yang padat. Saya (dan mungkin teman saya) lebih tertarik stand-by di sekitar Hotel Majapahit yang merupakan hotel iconic Kota Surabaya.

Sedikit disayangkan, saya menemukan tempat sampah namun jumlahnya sedikit di sekitar tempat Car Free Night. Alhasil, sampah berserakan dimana-mana atau memang pemikiran warga yang beranggapan, "ah, onok pasukan kuning (dinas kebersihan) ae loh" sehingga menyepelekan akan pentingnya buang sampah di tempat sampah, apalagi kotoran kertas pasca penyalaan kembang api berukuran besar tidak jauh dari hotel.

Setelah acara penyalaan kembang api di tahun baru dilaksanakan. Warga mulai bersiap untuk pulang ke tempat tinggal masing-masing karena kebetulan juga mulai gerimis tipis-tipis. Dinas Kebersihan mulai mengerahkan pasukannya untuk membersihkan sampah-sampah dan diangkut ke truck sampah karena pada pukul 02:00 dini hari semua jalan protokol dibuka kembali untuk umum.

Mungkin ini saja yang bisa saya ceritakan. Seharusnya dini hari tadi sepulang dari Car Free Night saya langsung posting ini karena memory masih fresh namun apa daya kantuk tidak bisa diajak kompromi. Saya berharap Pemerintah Kota Surabaya bisa mengadakan kegiatan Car Free Night di masa mendatang meskipun frekuensinya tidak sesering Car Free Day. 6 Bulan sekali mungkin?

Semoga saja.

No comments:

Post a Comment