Sunday, February 28, 2016

Kumpul reuni Autonomic Surabaya 2016

De'Oak Resto and Cafe (27/2), saya terhalang sesuatu!
Inilah Autonomic Surabaya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ke-random-an mereka masing-masing. Sebuah komunitas otomotif Surabaya yang berdiri pada 26 Februari 2005 yang saat itu berisi anak-anak Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya yang kemudian berkembang dengan banyaknya member baru di luar kampus UNAIR, hingga kini memiliki chapter di Malang dan Yogyakarta. Saya sendiri mulai bergabung sekitar tahun 2006 dan masih menjadi autonomic sampai saat ini, karena dari awal saya sudah merasa nyaman dengan komunitas ini meski sering pasang-surut membernya.

Kemarin (27/2) Surabaya sedang hujan deras, saya menyempatkan hadir di acara makan bersama di De'Oak Resto & Cafe Jl. Raya Ngagel No.209 Surabaya, sekalian syukuran 11th Autonomic Surabaya (yang jatuh pada tanggal 26/2) serta reunian dengan member autonomic yang sama-sama jarang kumpul rutin malam minggu di Jl Kombes Pol M Duryat. Mungkin, sekarang saya tidak menyebutkan Autonomic sebagai komunitas otomotif melainkan sebagai keluarga. Dulu, topik pembahasan kita selalu berbau otomotif. Sekarang, sudah ketinggalan jaman soal tren modifikasi atau hanya sebagai pengamat tren modifikasi yang sedang happening saat ini. Karena sudah memiliki kesibukan masing-masing, mengurus keluarga misalnya (yup, ada beberapa member yang sudah berkeluarga, minimal 1 anak!).

Sayang, member angkatan tua tidak semuanya bisa hadir kemarin karena sesuatu hal. Semoga di acara berikutnya bisa datang sekalian reunian mengenang masa alay dulu, di dalam acara resepsi pernikahan misalnya.

“True friends are always together in spirit. (Anne Shirley)”
― L.M. Montgomery, Anne of Green Gables

Proud to be an Autonomic Crew!

Friday, February 26, 2016

Happy 11th anniversary, Autonomic!

Melalui tulisan di blog ini, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk komunitas kesayangan, yang sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri: Automotive Economic Community a.k.a AUTONOMIC Surabaya (26 February 2005 - 26 February 2016). Semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin, meski sekarang sudah punya kesibukan masing-masing. Mungkin saat ini kita jarang berjumpa melalui kopi darat, tapi dengan teknologi masa kini kita bisa berjumpa di dunia maya.

Oh, iya. Semoga lahir chapter-chapter baru menemani Autonomic Malang dan Autonomic Jogja.

Sukses selalu buat semuanya!

Tuesday, February 23, 2016

You're the Sweetest. The Big Book of Daily Courtesy.

Suka jengkel lihat orang yang suka menyerobot antrean di tempat umum; atau melihat anak kecil yang rewelnya minta ampun ketika sedang di restoran. Hal-hal seperti itu membuat saya hanya bisa menghela nafas sambil bergumam dalam hati, "Semoga pasangan dan putra-putri saya kelak tidak seperti itu." *Nganu, sampai tulisan ini dimuat, anak saja belum punya, apalagi pasangan.


Beberapa saat yang lalu, teman saya, Yoanita Simanjuntak beserta temannya, Marco Dela Torre, merilis buku You're the Sweetest. The Big Book of Daily Courtesy. Ini adalah buku yang isinya colorful yang menceritakan tentang tata-krama baik di rumah maupun di tempat umum namun dengan bahasa penyampaian yang sangat simple dan ringkas sehingga anak-anak bisa cepat paham dan bisa diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Cocok juga dibaca rame-rame di sofa atau tempat tidur sehingga tumbuhlah hubungan antar orangtua dan anak yang hangat dan intim.

Jika tertarik, buku ini bisa ditemukan di toko buku Gramedia atau bisa langsung akses ke www.thewhimsicalprojects.com untuk pemesanan.

Congratulation, Yoan! 

Terakhir makan Rangin kapan?


Kemarin malam (22/2) saya beserta Gasha dan ibu mampir beli martabak terang bulan di Jl Mayjend Sungkono Surabaya. Di depan toko martabak terang bulan ada penjual rangin. Rangin adalah jajanan tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan olahan kelapa muda parut dan tepung beras. Rasanya gurih, kadang ditaburi gula pasir di atasnya jika ingin ada manis-manisnya gitu. Saya kurang tahu persis, rangin ini jajanan tradisional asli daerah mana, mungkin kamu tahu?

Rangin merupakan salah satu jajanan favorit saya waktu masih TK. Dulu, waktu di rumah bude di Jl Cipunegara Surabaya, setiap siang atau sore, selalu beli rangin. Eh, tidak setiap hari juga sih jajannya, hehe. Di tahun 2016, di mana banyak sekali jajanan modern bertebaran ternyata masih ada yang menjual jajanan tradisional khususnya rangin meski populasinya tidak sebanyak di tahun 1990-an. Makan rangin sembari menunggu martabak terang bulan, sukses mengobati rasa rindu akan jajanan masa kecil saya dan masa muda ibu saya - tidak tahu kalau Gasha, karena dia masih kecil banget waktu itu, hehe.

Semoga senantiasa lancar dan terbuka lebar pintu rejekinya, pak penjual rangin!

Wednesday, February 17, 2016

Delta Rims Sidoarjo


Kemarin sore (16/2) Autonomic Surabaya mendapat undangan syukuran dari salah satu member yang baru merintis toko spesialis velg aftermarket. Mengucapkan selamat untuk Okkie Novan atas grand launching Delta Rims wheel specialist! Semoga sukses dan makin besar di Sidoarjo. Amin!

Bagi yang ingin mengganti velg aftermarket untuk kendaraan kesayangannya, silakan mampir di Ruko Center Point kav 19 (samping perumahan Villa Jasmine) Sidoarjo, Jawa Timur.

phone: 081335831575
email: deltarims.sda@gmail.com

Tuesday, February 16, 2016

Blog-walking

Sejak kemarin saya sedang kumat blog-walking, seperti waktu pertama kali membuat situs blog ini di tahun 2007. Mungkin karena sedang jenuh saja dengan konten di social media yang masih dianggap happening saat ini, antara lain: 

  1. Path. Eh, tidak jenuh banget sih. Di Path masih bisa posting lagu (lagu enak, lagu kode, lagu jadul, you name it) meski lagunya hanya di dalam otak, haha!
  2. Twitter. Saya melihat beberapa teman yang saya kenal, sudah jarang mengakses situs ini. Mungkin karena pada hijrah ke Path. Dilihat dari postingannya semua ke-link ke Path (eh, saya juga gitu sih).
  3. Facebook. Aduh! Banyak drama di sana, salah satunya share postingan dari sumber berita yang menurut saya perlu ditanyakan lagi kredibilitasnya, yang ujung-ujungnya ternyata hoax. Paling sedih lagi kalau ada link jebakan betmen: bila tidak sengaja klik, maka akun kita otomatis memposting link yang tidak patut (biasanya konten porno) di timeline Facebook. Maafkan jika ada teman-teman yang saya block atau unfriend  karena hal ini.
  4. Instagram. Tidak akan bosan, selama masih banyak dan bisa stalking, eh, investigasi foto adik-adik dan mbak-mbak manis lucu menggemaskan! Saya juga masih posting foto meski bukan foto selfie.
  5. Friendster. Eh, jaman kapan itu? Jangan lupa testi (isi testimonial) saya ya! *abaikan point yang terakhir ini.
Ada baiknya bosan sesaat dengan beberapa situs microblogging. Selain blog-walking dan menambah daftar link teman-teman yang memiliki situs blog, yang saya harap mereka juga rajin update, saya juga bisa menulis banyak di situs blog ini!

Monday, February 15, 2016

Senja

Dari jendela kamar

"Setiap hari ada senja, tapi tidak setiap senja adalah senja keemasan, dan setiap senja keemasan itu tidaklah selalu sama….
Aku selalu membayangkan ada sebuah Negeri Senja, dimana langit selalu merah keemas-emasan dan setiap orang di negeri itu lalu lalang dalam siluet.
Dalam bayanganku Negeri Senja itu tak pernah mengalami malam, tak pernah mengalami pagi dan tak pernah mengalami siang.
Senja adalah abadi di Negeri Senja, matahari selalu dalam keadaan merah membara dan siap terbenam tapi tak pernah terbenam, sehingga seluruh dinding gedung, tembok gang, dan kaca-kaca jendela berkilat selalu kemerah-merahan.
Orang-orang bisa terus-menerus berada di pantai selama-lamanya, dan orang-orang bisa terus-menerus minum kopi sambil memandang langit semburat yang keemas-emasan. Kebahagiaan terus-menerus bertebaran di Negeri Senja seolah-olah tidak akan pernah berubah lagi…"

― Seno Gumira Ajidarma, Jazz, parfum, dan insiden.

Sunday, February 14, 2016

Citilink Inflight Magazine

Ciee, masuk inflight magazine!

Mendapat kiriman foto dari seorang teman yang kebetulan jadi penumpang Citilink beberapa saat lalu. Saya tidak menyangka kalau testimonial saya di-publish di Citilink Inflight Magazine edisi February 2016. Yup, itu testimonial saya kepada Citilink via Twitter yang saya kirim pada 17 November 2015. Oh iya, saya juga menulis pengalaman pertama saya dengan Citilink di blog: Hello Citilink Supergreen!

Hmm, untung foto saya tidak ikutan di-publish di majalah, hehe. Selamat hari Minggu! Selamat Hari Kasih Sayang!

Saturday, February 13, 2016

Supir jalur AKDP/AKAP

Surabaya-Semarang via Pantai Utara Jawa, 2015.

Di antara keluarga, saya termasuk yang paling betah mengemudi kendaraan berjam-jam di jalur antarkota. Bagi sebagian orang, mengemudi kendaraan adalah suatu kenikmatan yang tiada tara. Apalagi kalau kita berkendara melalui jalan yang jarang dilewati dan/atau belum pernah dilewati sebelumnya. Banyak pemandangan baru yang disuguhkan sepanjang perjalanan. Namun dengan catatan, jika sewaktu-waktu bertemu kemacetan di suatu titik, masih dalam tahap wajar; bisa stress penumpangnya kalau tidak lekas sampai di tempat tujuan. Saya pun bisa ketularan stress nantinya.

Duh, lama tidak nyetir jalur antarkota. Kapan ya?

Friday, February 12, 2016

sibling.love

Hidden Valley, Tembagapura, 1996.

"Setiap kali kita mengingat antiknya kakak/adik kita, coba ingat juga bahwa kita pun antik dalam pandangan mereka." 
— Alissa Wahid, 2014.

Hotel Bumi Surabaya, 2015

"Yang sedarah tidak selalu bisa menjadi sahabat. Maka syukurilah bila kakak-adik kita adalah sahabat kita. Itu berkah besar." 
— Alissa Wahid, 2015.

Thursday, February 11, 2016

Introvert's Anthem(?)



"I would rather be at home all by myself not in this room" 
— Here by Allesia Cara, 2015.


Wednesday, February 10, 2016

Writing is something you do alone.

“Writing is something you do alone. Its a profession for introverts who want to tell you a story but don't want to make eye contact while doing it." ― John Green, 2012.

Monday, February 8, 2016

Buku kenangan yang membuka kenangan.

Hari ini melanjutkan sesi membersihkan rumah. Kali ini fokus kepada gudang yang sudah bertahun-tahun tidak dijamah. 

Buku angkatan LaMuMo, Yayasan Pendidikan Jayawijaya Tembagapura 2001/2002

Tidak sengaja menemukan buku kenangan semasa sekolah di Yayasan Pendidikan Jayawijaya Tembagapura, Papua! Saat itu kami menyebutnya buku tahunan atau year book. Menurut pengamatan saya, dalam sejarah YPJ yang lahir pada 7 Agustus 1973 belum mengenal nama angkatan, melainkan menggunakan tahun kelulusan ketika sudah menginjak kelas IX atau 3 SLTP. Semua itu berubah ketika memasuki tahun 2000.

Penggunaan nama angkatan dirintis oleh kakak angkatan 2 tahun di atas kami, angkatan 1999/2000 dengan nama angkatan, yaitu Kemp Xylon. Tidak hanya itu, mereka adalah yang pertama kali membuat buku tahunan untuk dijadikan kenangan setelah lulus dari YPJ Tembagapura, melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya di luar Tembagapura. Hal itu tentunya menginspirasi para adik kelas untuk membuat buku kenangan di masa yang akan datang. Angkatan 2000/2001 merupakan angkatan kedua yang menggunakan nama angkatan, yaitu Nemang Kawinol.

Angkatan La Muchacha Montana, disingkat LaMuMo, merupakan angkatan ketiga yang meneruskan tradisi yang sudah dilakukan oleh kakak-kakak sebelumnya. Arti dari La Muchacha Montana sendiri adalah "Anak Gunung". Saya lupa bagaimana cerita asal mula kami menemukan nama tersebut dan mengapa bisa sepakat. Apa karena efek dari menonton Monchichi di Cartoon Network?

Sunday, February 7, 2016

Tersenyum dan malu melihat tulisan sendiri di blog.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
― Pramoedya Ananta Toer

Setelah membaca quote ini, saya langsung teringat blog saya yang jarang diakses ini. Seketika langsung log-in dan melihat postingan-postingan jadul sejak awal bermain blog tahun 2007. Sebelum punya akun blogger ini, saya sudah menulis blog di sosial media yang lagi happening saat itu: Friendster. Kelihatan banget tuanya, haha! Saya lupa karena ada sesuatu yang terjadi dengan Friendster, saya akhirnya mencoba situs blogger ini, sesuai dengan referensi pacar (atau sudah mantan?) saat itu.

Jika diurut mundur ke tahun 2007, ada kesan tersendiri serta menanggung rasa malu yang teramat sangat begitu melihat tulisan yang sudah di-publish di blog. Gaya tulisan acak-adut khas anak alay Surabaya saat itu. Tulisannya tidak penting pula! Bagi yang pernah membaca beberapa tulisan random saya, izinkan saya untuk menghaturkan permohonan maaf ini karena waktu kalian banyak yang terbuang hanya karena mengakses blog yang random ini. Bagi yang pernasaran dengan tulisan saya terdahulu, siapkan mental dan silakan mengrenyitkan dahi atau bahkan menggelengkan kepala sambil mengelus dada. Saat itu, saya sedang greget menulis ini-itu (yang sebenarnya, tidak penting untuk ditulis), semacam candu yang tidak tertahankan.

Seiring berjalannya waktu, gaya penulisan sudah mulai saya perhatikan seperti saat ini yaitu memperhatikan pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tidak hanya di blog. Gaya penulisan juga saya mulai perhatikan di social media atau micro-blogging seperti di Twitter dan mayoritas di Path. Seperti yang pernah saya angkat di tulisan beberapa bulan yang lalu, hasrat menulis blog saya berkurang karena kalah dengan situs micro-blogging yang lebih cepat untuk diakses.

Saya ingin mencoba menulis panjang lagi, tidak berbatas 140 karakter seperti halnya di Twitter. Saya ingin menghidupkan blog ini dengan tulisan random. Tidak peduli ada yang mau mengakses atau tidak via link yang saya share via Twitter untuk saat ini. Bagi teman-teman yang dulu punya akun blog, mari luangkan waktu untuk menulis lagi, sesibuk apapun kegiatan kalian.

By the way, saya menulis ini sambil dengar Genesis - Three Sides Live full album (1982) via YouTube.

Friday, February 5, 2016

First Impression: Food Junction - Grand Pakuwon

Pada 22 January 2016, saya sempat melihat di salah satu media elektronik tentang grand opening Grand Pakuwon di Surabaya Barat. Di dalam Grand Pakuwon salah satunya adalah Food Junction yang merupakan salah satu destinasi hiburan dan kuliner baru khususnya di sekitar Margomulyo. Food Junction ini seperti layaknya East Coast Pakuwon City yang terletak di Surabaya Timur.

Food Junction - Grand Pakuwon Surabaya at night.

Kemarin (4/2) saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat tersebut, yang menurut beberapa orang, tempatnya jauh dari pusat kota; hampir mendekati perbatasan Surabaya-Gresik. Berangkat ke Grand Pakuwon dari Surabaya Selatan. Saya memutuskan mencoba akses lewat jalan biasa: Jl Raya Diponegoro - Jl Banyu Urip - Jl Sukomanunggal - Jl Tanjungsari - Jl Raya Manukan Lor - Jl Banjarsugihan - kemudian belok kanan menuju Jl Margomulyo Indah, di situ ada tulisan besar "GRAND PAKUWON". Setelah melewati gerbang tersebut, kita akan melewati jalan layang di atas double-track kereta api jalur Pantai Utara. Yup, memang terasa jauh bagi yang baru pertama kali lewat atau jarang ke Surabaya Barat pucuk lewat jalan biasa, hehe. Belum lagi, kawasan Margomulyo ini merupakan kawasan pergudangan, jadi bakal sering bertemu dengan truck-truck ukuran besar.

Suasana Food Junction - Grand Pakuwon Surabaya

Lahan parkir untuk mobil cukup luas; tapi belum tahu apa sanggup menampung mobil pada saat weekend. Untuk lahan parkir sepeda motor disediakan ruang teduh, memanfaatkan kolong jalan layang. Ketika masuk ke dalam, aura food court/pujasera pun terasa. Banyak bangku dan meja dan tenant-tenan yang menjual aneka makanan dan minuman. Tempat makan dibagi menjadi dua: indoor dengan atap tinggi dan outdoor di teras belakang. Sayang, karena kondisi gelap dan hujan, saya tidak sempat keliling area outdoor dimana terdapat lampu-lampu lampion, kolam, ferris wheel, arena bom-bom car.

Kolam Food Junction Grand Pakuwon Surabaya

Mungkin ini dulu catatan pandangan pertama saya tentang Food Junction. Mungkin saya akan ke sana lagi kalau Grand Pakuwon sudah mulai ramai sekitar 2-3 tahun mungkin(?). Semoga kedepannya ada pusat perbelanjaan dan bioskop disamping komplek perumahan mewah di sana.