Pagi hari sering kali menjadi waktu yang super sibuk bagi orang tua yang memiliki anak di usia sekolah. Suasana pagi yang dingin sejuk pun bisa menjadi panas karena panik: orang tua atau anak bangun kesiangan, baju seragam sekolah belum siap karena belum disetrika, atau suasana hati anak dalam menjalani hari yang panjang.
Waktu anak kami masih PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di balai RT dekat rumah, masih relatif santai mempersiapkan anak "sekolah" karena jadwal masuk hanya dua hari dalam seminggu. Jarak rumah ke balai RT relatif dekat — hanya jalan kaki — dan waktu sekolah pukul 08.00 sampai 09.30.
Setelah setahun di PAUD, kami memutuskan untuk memindahkan anak ke KB (Kelompok Bermain) di KB-TK Labschool UNESA 2 Surabaya. Pada momen ini mempersiapkan anak untuk ke sekolah lebih diperketat karena jarak dari rumah ke sekolah sekitar 5 kilometer. Namun jadwal masuk KB tiga hari dalam seminggu. Waktu sekolah pukul 07.30-10.00.
Memasuki TK (Taman Kanak-kanak) masih di sekolah yang sama, jadwal masuk pun menjadi lima hari dalam seminggu dengan waktu sekolah pukul 07.30-11.00.
Sebentar lagi tahun 2026, akan masuk SD (Sekolah Dasar) yang kami yakini jadwal sekolah akan lebih padat lagi, khususnya jam masuk sekolah yaitu 07.00. Dari rutinitas pagi yang kami lakukan di weekdays, ada beberapa poin yang bisa dilihat.
1. Mempersiapkan semua keperluan di malam hari
Membiasakan anak dalam mempersiapkan barang keperluan sekolah seperti:
- Baju seragam, dasi, topi, ikat pinggang
- Buku pelajaran sesuai jadwal (khusus SD)
- Botol minum, kotak bekal, alat tulis,
2. Tidur yang cukup dan teratur untuk anak dan orang tua
Jika waktu tidur anak dan orang tua cukup akan lebih bersemangat dalam menjalani hari yang panjang keesokan harinya. Upayakan menyetel jam biologis anak sedini mungkin — misalnya, usia PAUD — setidaknya maksimal pukul 21.00 sudah masuk kamar sambil di-sounding bahwa besok harus bangun pagi karena ke sekolah bertemu dengan ibu guru dan teman-teman untuk belajar dan bermain.
Rutinitas sebelum tidur bisa dengan bercerita tentang kegiatan anak hari ini ngapain saja, membaca buku bersama, atau mendengar celotehan random anak yang kadang kita sebagai orang tua berpikir dalam hati, "haduuh apaan sih?" 😌
3. Bangun lebih pagi di weekdays
Kalau anak adalah tipikal morning person, tidak akan repot membangunkannya setiap pagi. Nah ini, sepertinya anak kami termasuk yang susah banget bangun pagi. Sebagai orang tua jangan patah semangat melatih anak supaya bangun pagi dengan menyenangkan. Ketika usia PAUD masih bisa diterima anak bangun tidur jam 06.00 namun ketika bertambahnya usia, mulai dilatih bangun 30-60 menit lebih awal yaitu jam 05.30 atau 05.00. Membangunkannya pun dengan cara yang lembut: mengusap punggung atau kepala sambil memanggil namanya. Bangun tidur lebih awal memberi kesempatan anak untuk membuka mata sambil gegoleran di kasur sebelum bangkit keluar kamar. Istilah kata, ngumpulin nyawa dulu.
4. Sarapan
Sarapan adalah pondasi yang penting sebelum beraktifitas. Setelah bangun tidur biasakan minum segelas air putih. Kalau mau yang hangat-hangat, susu juga boleh. Sarapan bergizi sangat penting untuk memastikan anak memiliki energi yang cukup untuk belajar dan bermain sepanjang hari, oleh karena itu sebaiknya orang tua menyiapkan menu yang sehat dan seimbang, misalnya kombinasi karbohidrat, protein, dan buah-buahan, serta melibatkan anak dalam memilih menu sarapannya agar ia merasa lebih antusias dan senang saat makan di pagi hari.
5. Komunikasi Positif Sebelum Berangkat
Sebelum anak berangkat ke sekolah, penting bagi orang tua untuk menciptakan komunikasi yang positif dan menenangkan, misalnya dengan memberikan ucapan semangat, memuji usaha anak dalam bersiap, atau menanyakan perasaannya tentang hari yang akan dijalani, karena hal-hal sederhana ini dapat meningkatkan rasa percaya diri anak, mengurangi kecemasan, dan membuatnya lebih bersemangat menghadapi aktivitas sekolah; dengan rutinitas ini, anak juga akan belajar bahwa pagi hari bisa menjadi momen hangat yang menyenangkan, bukan sekadar terburu-buru dan tegang.
Kunci utama mempersiapkan anak berangkat ke sekolah bukan hanya terletak pada kesiapan fisik, tetapi juga pada perencanaan yang matang dan suasana hati yang tenang dari orang tua, karena anak cenderung meniru energi dan mood orang di sekitarnya; dengan membiasakan rutinitas pagi yang teratur, seperti menyiapkan perlengkapan malam sebelumnya, memastikan anak tidur cukup, sarapan bergizi, dan menyertakan komunikasi positif serta dorongan semangat sebelum berangkat, anak tidak hanya akan belajar disiplin, tetapi juga tumbuh dengan rasa percaya diri, keceriaan, dan antusiasme yang tinggi setiap pagi, sehingga hari-harinya di sekolah menjadi lebih menyenangkan dan produktif.
Mempersiapkan anak berangkat sekolah bukan hanya soal perlengkapan atau waktu, tapi juga soal membangun suasana hati yang positif dan percaya diri. Setelah membaca ini, bagaimana pendekatan Anda di rumah? Apakah Anda memiliki ritual pagi yang membuat anak senang dan siap menghadapi sekolah, atau justru masih merasa terburu-buru? Bagikan cerita dan tips Anda di kolom komentar untuk menginspirasi kami dan orang tua lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar