Pages

Rabu, 21 Oktober 2015

Ganti username Twitter & Instagram

Pada tanggal 14 Oktober 2015 yang lalu, saya resmi merubah nama akun Twitter dan Instagram @abamsuperwhite menjadi:

@bcahayaalam

Dengan alasan seiring bertambahnya usia, saya sudah bosan dengan username lawas yang sudah dipakai sejak awal menggunakan Twitter, yaitu Agustus 2009 (kalau Instagram, lupa :p). Jika di waktu yang akan datang ada postingan dengan atas nama usename lawas, maka saya tidak bertanggug jawab.

Demikian, have a nice day!

Selasa, 29 September 2015

Menulis adalah obat hati? Mungkin.

Belakangan hari ini saya menyempatkan buka account blogger. Niatnya ingin menulis sesuatu, tapi sayang, bingung mau menulis apa. Saya jadi paham kenapa penulis buku mau merilis 1 buku novel saja sampai bertahun-tahun. Mencari inspirasi ternyata susah juga, tidak serta-merta muncul begitu saja. Kadang, ketika inspirasi untuk menulis muncul, media untuk menyalurkan tidak ada. Misalnya, kertas, buku, pulpen. Repot juga.

Ada juga hasrat menulis mendadak muncul karena sedang emosi. Mungkin ada beberapa orang yang tidak bisa mengungkapkan rasa kekesalan atau kekecewaan akan sesuatu secara verbal, saya salah satunya. Mengeluarkan satu patah kata saja tidak mampu, kasihan (Ah, jadi pengen berterima kasih kepada penemu Twitter,  Jack Dorsey beserta teman-temannya Evan Williams, Biz Stone dan Noah Glass telah menciptakan social media yang memungkinkan para pengguna internet menulis sesuatu secara cepat, singkat meski dibatasi 140 karakter saja). Saking emosinya, menulis saja jadi berantakan dalam mengambil kosakata yang pas. Di sini enaknya menulis, jika ada kata yang salah bisa langsung di-edit cukup dengan pencet backspace. Bagi saya dengan menulis bisa meredam emosi saya yang kata sebagian orang berapi-api, padahal saya banyak diamnya loh, kalau sudah marah berarti si pembuat masalah sudah fatal banget dalam bermain api :p Hal ini berbeda dibandingkan dengan verbal, sekali kata-kata yang kurang tepat keluar, tidak akan bisa ditarik lagi. Bahaya jika kata-kata yang terlanjur terlontar dinilai bisa menyakiti hati pendengarnya.

Bagaimana pun juga, hasrat menulis tidak bisa dipaksakan. Kalau memang inspirasi tidak muncul meski sudah ditemani oleh secangkir kopi (kalau ditemani pasangan, mending melakukan kegiatan lain) jangan bersedih hati. Mungkin inspirasinya masih jalan-jalan mencari another inspiration, hehe! Lebih bagus lagi kalau menulis itu menggunakan hati, tidak menggunakan emosional. Mengutip dari tweet teman saya, Safita Permatasari: "Tulisan yang ditulis oleh hati, pasti akan meninggalkan rasa di hati."

Baiklah, sampai di sini dulu tulisannya saya. For your information, tadi awalnya menulis blog ini sambil emosional. Tapi dengan seiring berjalannya waktu, saya tidak jadi marah-marah. Menulis memang cukup mengobati rasa sakit di hati, Have a nice day!


Jumat, 21 Agustus 2015

Hasrat nge-blog menguap

Seandainya posting blog bisa semudah posting status di social media seperti Path. Tanpa perlu log-in dulu. Saya mengamati teman-teman saya yang dulunya suka ngeblogging sekarang lebih suka nulis panjang lebar di Path. Mungkin karena simple saja aksesnya. Sudah itu saja. Hasrat menulis blog saya sudah menguap seiring dengan menyalakan komputer, buka browser, dan lain-lain.

Nanti disambung lagi deh. Kalau tidak malas.